Follow Us @cindirositadesy

Selasa, 05 Juni 2018

Laporan Struktur Morfologi Buah dan Biji


I.              JUDUL
Struktur Morfologi Buah dan Biji.

II.           TUJUAN
2.1     Buah (fructus).
Untuk mengetahui struktur dan fungsi buah baik buah tunggal maupun buah majemuk.
2.2     Biji (semen)
Untuk mengetahui struktur dan fungsi biji

III.        TINJAUAN PUSTAKA
Pada tumbuhan umumnya dibedakan dalam dua golongan yaitu buah semu atau buah tertutup dan buah sungguh atau buah telanjang. Buah semu atau buah tertutup adalah jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan dapat dimakan) sedangkan buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi. Buah sungguh atau buah telanjang, yang selalu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga yang lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti (Tjitrosoepomo, 2009:222).
Bagian-bagian bunga yang seringkali tidak gugur, melainakan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri dan merupakan bagian buah yang penting yaitu daun-daun pelindung, daun-daun kelopak, tangkai kepala putik, dan kepala putik (Tjitrosoepomo, 2009:219).
Keberhasilan proses reproduksi suatu tanaman bergantung pada kemampuannya melampaui tahapan-tahapan perkembangan yang dimulai dari inisiasi kuncup bunga sampai kematangan buah dan biji. Pembungaan suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor internal, seperti genetik, hormon, dan faktor eksternal seperti air, cahaya dan temperatur, perubahan lingkungan tersebut dapat mengubah respon pembungaan suatu tanaman (Hidayat, 2010:14).
Bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu yaitu, tangkai bunga, dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, dasar bunga pada bunga tunggal, kelopak bunga, tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk (Tjitrosoepomo, 2009:220).
Buah semu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu buah semu tunggal, ganda, dan majemuk. Buah semu tunggal yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah, pada buah ini selain bakal buah ada beberapa bagian lain bunga yang ikut membentuk buah misalnya tangkai bunga dan kelopak bunga. Buah semu ganda yaitu jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga yang ikut tumbuh.  Buah semu majemuk adalah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah, yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain sehingga merupakan kulit buah semu. Penggolongan buah sungguh (buah sejati) dibedakan dalam tiga golongan yaitu, buah sejati tunggal,ganda, dan majemuk. Buah sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan. Buah sejati ganda yaitu yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunga mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi satu buah tetap berkumpul sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja (Tjitrosoepomo, 2009:222-223).
Ahli botani mengelompokkan buah berdasarkan asal jaringan pembentuk, jaringan penyusun, dan penampakannya. Buah sederhana seperti buah polong, biji pohon ek, dan capsella berasal dari satu ovarium. Stroberi dan buah ganda (agregat) lainnya terbentuk dari ovarium yang terpisah dalam satu bunga. Buah majemuk terbentuk dari gabungan ovarium pada bunga yang berbeda. Buah juga dapat dikelompokkan berdasarkan jaringan penyusunnya. Buah sejati seperti cherry hanya mengandung dinding ovarium dan kandungannya. Bagian lain bunga seperti receptakel, bersama ovarium membentuk buah semu (Starr, 2013:97).
Pada biji umumnya dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu, kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji atau isi biji. Kulit biji (spermodermis) berasal dari selaput bakal biji (integumentum), oleh sebab itu biasanya kulit biji terdiri atas dua lapisan yang pada umumnya dapat ditemukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) yaitu, lapisan kulit luar (testa) yang mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti batu atau kayu. Bagian ini merupakan bagian pelindung utama bagi bagian biji yang dalam, bagian ini juga memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tips seperti selaput yang seringkali dinamakan kulit ari. Pada pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya yaitu, bagian jaringan nuselus yang terluar. Pada tumbuhan biji telanjang (gymnospermae) biji memiliki tiga lapisan yaitu, kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian kuning dan akhirnya menjadi merah. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu (Tjitrosoepomo, 2009:244).
Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada inti biji. Pada kulit luar biji masih ditemukan bagian-bagian lainnya, seperti sayap (ala), tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dengan begitu biji tumbuhan dapat dipencarkan oleh angin. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut halus, bulu-buku ini mempunyai fungsi seperti sayap. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar. Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang merupakan bagian bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar, dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian kulit luar biji. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula), jika badan yang merupakan salut biji, maka disebut salut biji semu (arillodium). Bekas berkas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen dengan nuselus. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anafropus) (Tjitrosoepomo, 2009:245-246).
Tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji. Inti biji (nucelus seminis) ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, inti biji juga dinamakan isi biji yang terdiri atas, lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru, putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makan sendiri (Tjitrosoepomo, 2009:247).
Lembaga (embryo) akan tumbuuh menjadi tumbuhan baru, setelah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan tiga bagian utama yaitu, akar lembaga atau calon akar (radicula), daun lembaga (cotyledo), dan batang lembaga (cauliculus). Putih lembaga (albumen) adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih lembaga, seperti pada biji tumbuhan berbuah polong (leguminosae), cadangan makanan tidak tersimpan pada putih tembaga melainkan dalam daun lembaga, oleh sebab itu daun lembaga menjadi tebal. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbuhan zat makanan cadangan dapat membedakan putih lembaga dalam, putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setekah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. Biji dengan bagian ini hanya dapat ditemukan pada tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Putih lembaga luar (perisperpium), jika bagian ini berasal dari kandung lembaga entah dari nuselus atau selaput bakal biji (Tjitrosoepomo, 2009:247-248).
Kecambah (plantula) adalah tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, kecambah telah memperlihatkan bagian-bagian lembaga. Perkecambahan biji dibedakan dalam dua macam, yaitu perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat ke atas lalu muncul di atas tanah. Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah. Biji hanya akan berkecambah jika mendapat air, udara, cahaya, dan panas. Jika hal tersebut tidak terpenuhi biji tinggal biji, tumbuhan baru yang ada di dalamnya (lembaga), berada dalam keadaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup kadang-kadang sampai bertahun-tahun tanpa kehilangan daya tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang dengan tambahanya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahat dulu, baru kemudian dapat berkecambah. Sebelum dicukupi waktu istirahat yang diperlukan, biji tidak mau tumbuh walaupun ada air, udara, cahaya, dan panas. Dalam dunia pertanian gejala itu dikenal dengan nama dormansi (dormancy) (Tjitrosoepomo, 2009:251).
            Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses perkecambahan. Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut berasal dari perombakan bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lemak dan protein. Enzim yang digunakan untuk merombak protein adalah enzim protease, perombakan lemak adalah enzim lipase dan pati memerlukan enzim amilase. Enzim-enzim tersebut secara bersamaan dihasilkan tumbuhan selama proses perkecambahan (Bahri, 2012:133).
Pada tumbuhan tertentu ada yang biji-bijinya seakan mempunyai ponok yang memanjang, misalnya pada buah kacang-kacangan, ponok biji ini disebut raphne. Pada bagian dari dalam biji, pada tempat pertemuan antara tangkai biji (funiculus) dan kulit bakal biji (integumenta) terdapat chalaza yang sangat kecil dan susah untuk dilihat (Sutedjo, 1989:202).
Arillus semu atau arillodium terbentuk dari caruncula yang pertumbuhannya melebar, sering atau pada umumnya bersatu dengan arillus menyelimuti atau membungkus seluruh atau sebagian permukaan biji, keduanya membentuk macis (Sutedjo, 1989:200).

IV.        METODOLOGI PRAKTIKUM
4.1    Alat dan Bahan
4.1.1    Bahan
4.1.1.1  Buah (fructus)
a.    Buah beringin (Ficus sp.)
b.    Buah keluwih (Artocarpus communis)
c.    Buah ciplukan (Physalis minima)
d.   Buah padi (Oryza sativa)
e.    Buah belimbing (Averhoa carambola)
f.     Buah jeruk (Citrus sp.)
g.    Buah mangga (Mangifera indica)
h.    Buah nanas (Ananas comusus)
i.      Buah kelapa (Cocos nucifera)
j.      Buah duku (Lansium domesticum)
4.1.1.2   Biji (semen)
a.    Biji kacang merah (Phaseolus vulgaris)
b.    Biji melinjo (Gnetum gnemon)
c.    Biji kelor (Moringa citrifolia)
d.   Biji jarak (Ricinus communis)
e.    Biji jagung (Zea mays)
f.     Biji kurma (Phoenix dactylifera)
g.    Biji mahoni (Swietenia mahagoni)
4.1.2   Alat
Alat tulis menulis.
V.           HASIL PENGAMATAN
(Bisa dilihat dalam Lembar Kerja Mahasiswa halaman 80-91).
VI.        PEMBAHASAN
Pada tumbuhan umumnya dibedakan dalam dua golongan yaitu buah semu atau buah tertutup dan buah sungguh atau buah telanjang. Buah semu atau buah tertutup adalah jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan dapat dimakan) sedangkan buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi. Buah sungguh atau buah telanjang, yang selalu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga yang lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Bagian-bagian bunga yang seringkali tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri dan merupakan bagian buah yang penting yaitu daun-daun pelindung, daun-daun kelopak, tangkai kepala putik, dan kepala putik.
Bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu yaitu, tangkai bunga, dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, dasar bunga pada bunga tunggal, kelopak bunga, tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk.
Buah semu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu buah semu tunggal, ganda, dan majemuk. Buah semu tunggal yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah, pada buah ini selain bakal buah ada beberapa bagian lain bunga yang ikut membentuk buah misalnya tangkai bunga dan kelopak bunga. Buah semu ganda yaitu jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga yang ikut tumbuh.  Buah semu majemuk adalah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah, yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain sehingga merupakan kulit buah semu. Penggolongan buah sungguh (buah sejati) dibedakan dalam tiga golongan yaitu, buah sejati tunggal,ganda, dan majemuk. Buah sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan. Buah sejati ganda yaitu yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunga mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi satu buah tetap berkumpul sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja.
Pada praktikum buah (fructus) melakukan pengamatan pada berbagai macam buah yaitu buah beringin (Ficus sp.), buah keluwih (Artocarpus communis), buah ciplukan (Physalis minima), buah padi (Oryza sativa), buah belimbing (Averhoa carambola), buah jeruk (Citrus sp.), buah mangga (Mangifera indica), buah nanas (Annanas comusus), buah kelapa (Cocos nucifera), buah duku (Lansium domesticum). Pengamatan pertama dilakukan pada buah beringin (Ficus sp.) termasuk buah semu majemuk yaitu buah semu yang terjadi dari bunga majemuk tetapi dari luar seluruhnya tampak seperti satu buah saja, dengan tangkai bunga yang tebal dan berdaging serta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain sehingga merupakan kulit buah semu. Buah ini adalah buah semu majemuk yang terjadi dari dasar bunga bersama yang berbentuk seperti periuk atau bulat dengan buah-buah yang sesungguhnya berada di bagian dalamnya. Buah beringin hanya memiliki dua bagian yaitu dasar bunga dan bunga majemuk. Posisi plasenta dan funikulus pada buah beringin berada di bagian tepi, buah beringin termasuk buah yang beruang semu.
Selanjutnya pada buah keluwih (Artocarpus communis) termasuk buah semu majemuk yaitu buah semu yang terjadi dari bunga majemuk tetapi dari luar seluruhnya tampak seperti satu buah saja dan tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah semu. Buah ini adalah buah semu majemuk yang terjadi dari dasar bunga bersama yang berbentuk bulat dengan buah-buah sesungguhnya yang berada di dalamnya. Buah keluwih memiliki beberapa bagian yaitu tenda bunga bagian luar yang berduri dan berwarna hijau, kulit biji yang berwarna coklat, biji, dan ibu tangkai bunga yang berada di bagian dalam. Posisi plasenta berada di tengah, funikulusnya tidak dapat diketahui karena tidak terlihat. Buah keluwih termasuk buah beruang banyak.
Buah ciplukan (Physalis minima) termasuk buah semu tunggal yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah, pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain yang ikut membentuk buah yaitu kelopak bunga. Buah ciplukan termasuk buah semu karena buah ciplukan terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagiannya. Bagian utama pada buah ini lebih besar, lebih menarik perhatian, dan merupakan buah yang bermanfaat dan dapat dimakan. Buah ciplukan memiliki beberapa bagian yaitu tangkai bunga, kelopak bunga, di dalam biji saat dibelah terdapat kulit buah, daging buah, dan biji. Selanjutnya pada buah padi (Oryza sativa) termasuk buah sejati tunggal kering, termasuk buah sejati tunggal karena buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah padi memiliki dinding yang tipis, mengandung satu biji, dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedangkan kulit biji berlekatan dengan bijinya. Bagian luar buah padi keras dan mengayu seperti kulit yang kering. Buah padi memiliki beberapa bagian yaitu tangkai buah, kulit buah, kulit biji, dan biji. Letak plasenta pada buah padi berada di dasar buah sedangkan funikulusnya tidak dapat diketahui karena tidak terlihat, buah padi termasuk buah beruang satu.
Buah belimbing (Averhoa carambola) termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah buni, yang disebut buah buni adalah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan, yaitu lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak, berair, dan dapat dimakan. Biji-bijinya terdapat bebas di dalam bagian yang lunak. Buah buni dapat terjadi dari satu atau beberapa daun buah dengan satu atau beberapa ruang. Buah belimbing memiliki beberapa bagian yaitu biji, sekat, kulit biji, mesocarpium, tangkai buah, dan kulit buah. Posisi plasenta pada buah belimbing berada di bagian tengah ketiak atau pertemuan antar sekat sedangkan funikulusnya tidak dapat diketahui karena tidak terlihat, buah belimbing termasuk buah beruang lima.
Buah mangga (Mangifera indica) termausk buah sejati tunggal berdaging tipe buah batu (drupa), buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri dari tiga lapisan yaitu kulit luar (exocarpium) yang tipis menjangat dan biasanya licin mengkilat, kulit tengah (mesocarpium) yang tebal berdaging dan dapat dimakan, kulit dalam (endocarpium) tebal, keras dan berkayu. Lapisan ini sangat kuat dan sangat keras seperti batu, karena adanya lapisan ini maka disebut buah batu. Buah mangga memiliki beberapa bagian yaitu mesocarpium, endocarpium, biji, tangkai buah, dan kulit buah. Posisi plasenta pada buah mangga berada di tepi dan funikulusnya berada di tengah-tengah, buah mangga termasuk buah beruang satu.
Buah nanas (Annanas comusus) termasuk buah sejati majemuk tipe buah buni, yaitu jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah buni. Pada buah nanas pembentukan buah ikut pula mengambil bagian daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunga, sehingga keseluruhannya terlihat sebagai satu buah saja. Buah nanas memiliki beberapa bagian yaitu, mata tunas, tenda bunga bagian luar, daun pelindung, ibu tangkai bunga, dan tenda bunga dalam. Posisi plasenta dan funikulus pada buah nanas berada di tengah ibu tangkai dan termasuk buah beruang banyak.
Buah jeruk (Citrus sp.) termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah jeruk (hesperidium). Buah ini dapat dianggap sebagai suatu variasi buah buni. Kulit buah mempunyai tiga lapisan yaitu kulit luar yang kaku menjangat dan mengandung banyak kelenjar minyak astiri, yang mula-mula berwarna hijau tetapi saat buah masak warnanya akan berubah menjadi kuning atau jingga, lapisan ini disebut flavedo, lapisan tengah yang bersifat seperti spons dan terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya berwarna putih, disebut albedo. Lapisan dalam yang bersekat-sekat sehingga membentuk beberapa ruangan, dalam ruangan-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung yang berair dan bijinya terdapat bebas di antara gelembung-gelembung ini. Buah jeruk memiliki beberapa bagian yaitu, tangakai buah (epicarpium), biji, sekat, albedo, flavedo, dan bulir. Posisi plasenta dan funikulus berada di tengah dan termasuk buah beruang banyak.
Buah kelapa (cocos nucifera) termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah batu (drupa), buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu kulit luar (exocarpium atau epicarpium) yang tipis menjangat, biasanya licin mengkilat, kulit tengah (mesocarpium) yang tebal berdaging atau berserabut, kalau berdaging seringkali dapat dimakan. Kulit dalam (endocarpium) yang cukup tebal, keras, dan berkayu, lapisan ini sangat kuat dan kadang-kadang keras seperti  batu. Karena adanya lapisan inilah buah ini disebut buah batu. Posisi plasenta pada buah kelapa berada di endocarpium dan funikulusnya menyelubungi endocarpium dan termasuk buah beruang satu. Buah kelapa memiliki beberapa bagian yaitu tangkai buah, epicarpium, kelopak, endosperma, dan mesocarpium.
Buah duku (lansium domesticum) termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah buni, yang disebut buah buni adalah buah yang pada bagian dindingnya mempunyai dua lapisan, yaitu lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang agak tebal, lunak, berair, dan dapat dimakan. Biji-bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak. Buah buni dapat terjadi dari satu atau beberapa daun buah dengan satu atau beberapa ruangan. Plasenta dan funikulusnya pada buah duku berada di bagian ketiak, buah ini termasuk buah beruang banyak. Buah duku memiliki beberapa bagian yaitu epicarpium, mesocarpium, endocarpium, dan sekat-sekat.
Pada biji umumnya dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu, kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji atau isi biji. Kulit biji (spermodermis) berasal dari selaput bakal biji (integumentum), oleh sebab itu biasanya kulit biji terdiri atas dua lapisan yang pada umumnya dapat ditemukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) yaitu, lapisan kulit luar (testa) yang mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti batu atau kayu. Bagian ini merupakan bagian pelindung utama bagi bagian biji yang dalam, bagian ini juga memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tips seperti selaput yang seringkali dinamakan kulit ari. Pada pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya yaitu, bagian jaringan nuselus yang terluar. Pada tumbuhan biji telanjang (gymnospermae) biji memiliki tiga lapisan yaitu, kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian kuning dan akhirnya menjadi merah. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.
Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada inti biji. Pada kulit luar biji masih ditemukan bagian-bagian lainnya, seperti sayap (ala), tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dengan begitu biji tumbuhan dapat dipencarkan oleh angin. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut halus, bulu-buku ini mempunyai fungsi seperti sayap. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar. Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang merupakan bagian bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar, dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian kulit luar biji. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula), jika badan yang merupakan salut biji, maka disebut salut biji semu (arillodium). Bekas berkas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen dengan nuselus. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anafropus).
Tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji. Inti biji (nucelus seminis) ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, inti biji juga dinamakan isi biji yang terdiri atas, lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru, putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makan sendiri.
Lembaga (embryo) akan tumbuuh menjadi tumbuhan baru, setelah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan tiga bagian utama yaitu, akar lembaga atau calon akar (radicula), daun lembaga (cotyledo), dan batang lembaga (cauliculus). Putih lembaga (albumen) adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih lembaga, seperti pada biji tumbuhan berbuah polong (leguminosae), cadangan makanan tidak tersimpan pada putih tembaga melainkan dalam daun lembaga, oleh sebab itu daun lembaga menjadi tebal. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbuhan zat makanan cadangan dapat membedakan putih lembaga dalam, putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setekah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. Biji dengan bagian ini hanya dapat ditemukan pada tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Putih lembaga luar (perisperpium), jika bagian ini berasal dari kandung lembaga entah dari nuselus atau selaput bakal biji.
Kecambah (plantula) adalah tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, kecambah telah memperlihatkan bagian-bagian lembaga. Perkecambahan biji dibedakan dalam dua macam, yaitu perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat ke atas lalu muncul di atas tanah. Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah. Biji hanya akan berkecambah jika mendapat air, udara, cahaya, dan panas. Jika hal tersebut tidak terpenuhi biji tinggal biji, tumbuhan baru yang ada di dalamnya (lembaga), berada dalam keadaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup kadang-kadang sampai bertahun-tahun tanpa kehilangan daya tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang dengan tambahanya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahat dulu, baru kemudian dapat berkecambah. Sebelum dicukupi waktu istirahat yang diperlukan, biji tidak mau tumbuh walaupun ada air, udara, cahaya, dan panas. Dalam dunia pertanian gejala itu dikenal dengan nama dormansi (dormancy).
Pada praktikum tentang biji (semen) melakukan pengamatan pada beberapa biji yaitu biji kacang merah (Phaseolus vulgaris), biji melinjo (Gnetum gnemon), biji jarak (Ricinus communis), biji jagung (Zea mays), biji kurma (Phoenix dactylifera), biji mahoni (Swietenia mahagoni), dan biji kelor (Moringa citrifolia). Pada pengamatan pertama melakukan pengamatan pada biji kacang merah (Phaseolus vulgaris), memiliki beberapa bagian yaitu pusar biji (hilus), dan saat biji dibelah akan memperlihatkan beberapa bagian yaitu, kulit luar (testa), kulit dalam (tegmen) dan endosperma. Kulit luar (testa) memiliki sifat yang bermacam-macam ada yang tipis, kaku, dan keras seperti kayu / batu, bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam. Kacang merah ini memiliki bentuk yang lonjong, ukuran yang sedang, dan berwarna merah, permukaan halus dan ciri khas dari biji ini yaitu dapat dikonsumsi dan warna yang mencolok.
Selanjutnya pada biji melinjo (Gnetum gnemon) pada biji melinjo memiliki bentuk oval, berukuran sedang, berwarna-warni saat masih muda berwarna hijau, saat setengah matang berwarna orange kekuningan, saat sudah matang atau tua akan berubah warna menjadi merah. Permukaan biji halus, dan memiliki ciri khas permukaan bijinya terdiri dari tiga lapisan. Biji melinjo memiliki beberapa bagian yaitu sarcotesta bagian kulit yang berwarna-warni berada di bagian luar, sclerotesta berwarna coklat berada di bagian tengah, dan endotesta bagian dalam yang sering dimanfaatkan oleh manusia. Pada biji jarak (Ricinus communis) pada biji jarak memiliki bentuk oval, berukuran sedang, saat biji masih muda berwarna putih. Pada saat tua berubah menjadi hitam, permukaan biji jarak bertekstur halus, dan ciri khas biji ini karena memiliki liang biji. Biji jarak memiliki beberapa bagian yaitu, tulang biji, tegmen, liang biji, albumen, embryo, endosperma, dan testa.
Pada Biji jagung (Zea mays) pada biji jagung memiliki bentuk piramid, memiliki ukuran kecil, memiliki tiga warna yaitu putih, kekuningan, dan orange, permukaan biji jagung bertekstur halus dan ciri khas biji ini memiliki tiga warna yang berbeda sehingga mudah dikenali. Biji jagung memiliki beberapa bagian yaitu embryo, putih lembaga, dan endosperma. Biji kurma (Phoenix dactylifera) pada biji kurma memiliki bentuk lonjong, berukuran sedang, dan berwarna coklat, struktur permukaannya yaitu kasar, ciri khas biji kurma adalah memiliki lipatan di bagian dalam, tengah bijinya. Buah kurma memiliki beberapa bagian yaitu lembaga, embryo, dan testa.
            Biji mahoni (Swietenia mahagoni) pada biji mahoni memiliki bentuk lonjong, berukuran sedang, berwarna putih kecoklatan, struktur dan permukaannya sedikit kasar, biji mahoni memiliki sayap, ciri khas biji mahoni yaitu di dalamnya terdapat endosperma. Biji mahoni memiliki beberapa bagian yaitu, sayap, dan biji. Pada bagian biji memiliki beberapa bagian yaitu testa (kulit bagian luar), tegmen (kulit bagian dalam) dan endosperma yang berwarna putih. Biji kelor (Moringa citrifolia) pada biji kelor memiliki biji bulat dan kecil. Saat biji masih muda berwarna hijau keputih-putihan. Saat sudah tua akan berubah menjadi hitam dan mengeras. Struktur permukaan biji kelor yaitu halus, ciri khas biji kelor yaitu memiliki tiga sayap. Biji kelor memiliki beberapa bagian yaitu syap yang berjumlah tiga, biji, kulit biji, endosperma, dan lembaga.

VII.     PENUTUP
7.1         Kesimpulan
Buah pada tumbuhan umumnya dibedakan menjadi dua golongan yaitu buah semu atau buah tertutup dan buah sungguh atau buah telanjang. Secara umum ada bagian-bagian yang ikut tumbuh pada buah yaitu daun-daun pelindung, daun-daun kelopak, tangkai kepala putik, dan kepala putik. Ada juga bgian-bagian yang ikut tumbuh dalam buah semu yaitu tangkai bunga, dasar buga bersama pada bunga majemuk, dasar bunga pada bunga tunggal, kelopak bunga, dan tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk. Buah semu dibedakan menjadi 3 yaitu buah semu tunggal, buah semu ganda, dan buah semu majemuk. Buah sejati dibedakan menjadi 3 yaitu buah sejati tunggal, buah sejati ganda, dan buah sejati majemuk.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa buah beringin merupakan buah semu majemuk, buah keluwih merupakan buah semu majemuk, buah ciplukan merupakan buah semu tunggal, buah padi merupakan buah sejati tunggal kering, buah belimbing merupakan buah sejati tunggal berdaging tipe buah buni, buah mangga merupakan buah sejati tunggal berdaging tipe buah batu, nanas termasuk buah sejati majemuk tipe buah buni, jeruk termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah jeruk, buah kelapa termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah batu, buah duku termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah buni.
Bagian biji secara umum dibedakan menjadi 3 bagian yaitu kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji atau isi biji (nucleus seminis). Berdasarkan pengamatan biji kacang merah mempunyai ciri khas warnanya mencolok dan dapat dimakan, pada biji melinjo memiliki keistimewaan karena mempunyai tiga lapisan yaitu endotesta, sclerotesta, dan sarcotesta, biji jarak memiliki keistimewaan karena terdapat liang biji, biji jagung memliki keistimewaan karena mempunyai 3 warna yang berbeda, biji kuma memiliki keistimewaan memiliki lipatan pada bagian tengahnya, biji mahoni memiliki keistimewaan karena di dalamnya ada endosperma, biji kelor memiliki keistimewaan karena mempunyai sayap yang berjumlah 3.
7.2          Saran
-       Diharapkan sebelum praktikum dilakukan, praktikan harus sudah mempelajari apa yang akan dipraktikumkan agar memperlancar jalannya praktikum

4 komentar: