I.
JUDUL
Struktur
Morfologi Buah dan Biji.
II.
TUJUAN
2.1
Buah (fructus).
Untuk
mengetahui struktur dan fungsi buah baik buah tunggal maupun buah majemuk.
2.2
Biji (semen)
Untuk
mengetahui struktur dan fungsi biji
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada
tumbuhan umumnya dibedakan dalam dua golongan yaitu buah semu atau buah
tertutup dan buah sungguh atau buah telanjang. Buah semu atau
buah tertutup adalah
jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga
itu, yang menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian,
dan dapat dimakan) sedangkan buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
Buah sungguh atau buah telanjang, yang selalu
terjadi dari
bakal buah, dan jika ada bagian bunga yang lainnya yang masih tinggal bagian
ini tidak merupakan bagian buah yang berarti
(Tjitrosoepomo, 2009:222).
Bagian-bagian bunga yang
seringkali tidak gugur, melainakan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya
tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri dan merupakan bagian buah yang
penting yaitu daun-daun pelindung, daun-daun kelopak, tangkai kepala putik, dan
kepala putik (Tjitrosoepomo, 2009:219).
Keberhasilan proses
reproduksi suatu tanaman bergantung pada kemampuannya melampaui tahapan-tahapan
perkembangan yang dimulai dari inisiasi kuncup bunga sampai kematangan buah dan
biji. Pembungaan suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor internal, seperti
genetik, hormon, dan faktor eksternal seperti air, cahaya dan temperatur,
perubahan lingkungan tersebut dapat mengubah respon pembungaan suatu tanaman
(Hidayat, 2010:14).
Bagian-bagian bunga yang
seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu yaitu, tangkai
bunga, dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, dasar bunga pada bunga
tunggal, kelopak bunga, tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk
(Tjitrosoepomo, 2009:220).
Buah semu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu buah semu
tunggal, ganda, dan majemuk. Buah
semu tunggal yaitu buah semu yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah, pada buah
ini selain bakal buah ada beberapa bagian lain bunga yang ikut membentuk buah
misalnya tangkai bunga dan kelopak bunga. Buah semu
ganda yaitu jika pada satu bunga
terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian
masing-masing dapat tumbuh menjadi buah,
tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga yang ikut tumbuh. Buah semu majemuk adalah buah semu yang
terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu
buah, yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan
berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu
sama lain sehingga merupakan kulit buah semu.
Penggolongan buah sungguh (buah sejati) dibedakan dalam tiga golongan yaitu, buah sejati tunggal,ganda, dan majemuk. Buah sejati tunggal
adalah buah sejati yang
terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu
biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan
satu atau banyak ruangan. Buah sejati ganda
yaitu yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal
buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah.
Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing
bunga mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi satu buah tetap
berkumpul sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja (Tjitrosoepomo, 2009:222-223).
Ahli botani mengelompokkan
buah berdasarkan asal jaringan pembentuk, jaringan penyusun, dan penampakannya.
Buah sederhana seperti buah polong, biji pohon ek, dan capsella berasal dari
satu ovarium. Stroberi dan buah ganda (agregat) lainnya terbentuk dari ovarium
yang terpisah dalam satu bunga. Buah majemuk terbentuk dari gabungan ovarium
pada bunga yang berbeda. Buah juga dapat dikelompokkan berdasarkan jaringan
penyusunnya. Buah sejati seperti cherry hanya mengandung dinding ovarium dan
kandungannya. Bagian lain bunga seperti receptakel, bersama ovarium membentuk
buah semu (Starr, 2013:97).
Pada biji umumnya dapat
dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu, kulit biji (spermodermis), tali pusar
(funiculus), dan inti biji atau isi biji. Kulit
biji (spermodermis) berasal dari
selaput bakal biji (integumentum),
oleh sebab itu biasanya kulit biji terdiri atas dua lapisan yang pada umumnya
dapat ditemukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) yaitu, lapisan kulit
luar (testa) yang mempunyai sifat
yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang
keras seperti batu atau kayu. Bagian ini merupakan bagian pelindung utama bagi
bagian biji yang dalam, bagian ini juga memperlihatkan warna dan gambaran yang
berbeda-beda. Lapisan kulit dalam (tegmen),
biasanya tips seperti selaput yang seringkali dinamakan kulit ari. Pada pembentukan
kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada
integumentumnya yaitu, bagian jaringan nuselus yang terluar. Pada tumbuhan biji
telanjang (gymnospermae) biji
memiliki tiga lapisan yaitu, kulit luar (sarcotesta),
biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian kuning
dan akhirnya menjadi merah. Kulit tengah (sclerotesta),
suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu (Tjitrosoepomo, 2009:244).
Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat
pada inti biji. Pada kulit luar biji masih ditemukan bagian-bagian lainnya,
seperti sayap (ala), tumbuhan
mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dengan begitu
biji tumbuhan dapat dipencarkan oleh angin. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa
rambut-rambut halus, bulu-buku ini mempunyai fungsi seperti sayap. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari
pertumbuhan tali pusar. Salut biji semu (arillodium),
seperti salut biji tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari
bagian sekitar liang bakal biji (micropyle).
Pusar biji (hilus), yaitu bagian
kulit luar biji yang merupakan bagian bekas perlekatan dengan tali pusar,
biasanya kelihatan kasar, dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian
kulit luar biji. Liang biji (micropyle),
ialah liang kecil bekas masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada
peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna
keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula), jika badan yang merupakan salut biji, maka disebut
salut biji semu (arillodium). Bekas
berkas pembuluh pengangkutan (chalaza),
yaitu tempat pertemuan integumen dengan nuselus. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada
biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang
mengangguk (anafropus) (Tjitrosoepomo, 2009:245-246).
Tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni,
jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari
tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal
sebagai pusar biji. Inti
biji (nucelus seminis) ialah semua
bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, inti biji juga dinamakan isi biji
yang terdiri atas, lembaga (embryo),
yang merupakan calon individu baru, putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan
kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makan sendiri (Tjitrosoepomo, 2009:247).
Lembaga (embryo) akan tumbuuh menjadi tumbuhan baru, setelah memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan tiga
bagian utama yaitu, akar lembaga atau calon akar (radicula), daun lembaga
(cotyledo), dan batang lembaga (cauliculus). Putih
lembaga (albumen) adalah bagian biji, yang terdiri atas
suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap
biji mempunyai putih lembaga, seperti pada biji tumbuhan berbuah polong (leguminosae), cadangan makanan tidak
tersimpan pada putih tembaga melainkan dalam daun lembaga, oleh sebab itu daun
lembaga menjadi tebal. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbuhan
zat makanan cadangan dapat membedakan putih lembaga dalam, putih lembaga dalam
(endospermium), jika jaringan
penimbun makanan itu terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung
lembaga sekunder yang kemudian setekah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu
membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. Biji dengan bagian ini
hanya dapat ditemukan pada tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Putih lembaga luar (perisperpium), jika bagian ini berasal dari kandung lembaga entah
dari nuselus atau selaput bakal biji
(Tjitrosoepomo, 2009:247-248).
Kecambah (plantula) adalah
tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, kecambah telah memperlihatkan
bagian-bagian lembaga. Perkecambahan biji dibedakan dalam dua macam, yaitu
perkecambahan di atas tanah (epigaeis),
yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang di bawah daun
lembaga, daun lembaganya lalu terangkat ke atas lalu muncul di atas tanah.
Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis),
bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah.
Biji hanya akan berkecambah jika mendapat air, udara, cahaya, dan panas. Jika
hal tersebut tidak terpenuhi biji tinggal biji, tumbuhan baru yang ada di
dalamnya (lembaga), berada dalam keadaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup kadang-kadang sampai
bertahun-tahun tanpa kehilangan daya tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji
akan berkurang dengan tambahanya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan
waktu istirahat dulu, baru kemudian dapat berkecambah. Sebelum dicukupi waktu
istirahat yang diperlukan, biji tidak mau tumbuh walaupun ada air, udara,
cahaya, dan panas. Dalam dunia pertanian gejala itu dikenal dengan nama
dormansi (dormancy) (Tjitrosoepomo, 2009:251).
Pertumbuhan tanaman yang berasal
dari biji diawali dari proses perkecambahan. Dalam pertumbuhannya memerlukan
energi, dan energi tersebut berasal dari perombakan bahan-bahan organik seperti
karbohidrat, lemak dan protein. Enzim yang digunakan untuk merombak protein
adalah enzim protease, perombakan lemak adalah enzim lipase dan pati memerlukan
enzim amilase. Enzim-enzim tersebut secara bersamaan dihasilkan tumbuhan selama
proses perkecambahan (Bahri, 2012:133).
Pada tumbuhan tertentu ada
yang biji-bijinya seakan mempunyai ponok yang memanjang, misalnya pada buah
kacang-kacangan, ponok biji ini disebut raphne. Pada bagian dari dalam biji,
pada tempat pertemuan antara tangkai biji (funiculus) dan kulit bakal biji
(integumenta) terdapat chalaza yang sangat kecil dan susah untuk dilihat (Sutedjo,
1989:202).
Arillus semu atau arillodium
terbentuk dari caruncula yang pertumbuhannya melebar, sering atau pada umumnya
bersatu dengan arillus menyelimuti atau membungkus seluruh atau sebagian
permukaan biji, keduanya membentuk macis (Sutedjo, 1989:200).
IV.
METODOLOGI PRAKTIKUM
4.1
Alat dan Bahan
4.1.1
Bahan
4.1.1.1
Buah (fructus)
a. Buah beringin (Ficus
sp.)
b. Buah keluwih (Artocarpus
communis)
c. Buah ciplukan (Physalis
minima)
d. Buah padi (Oryza
sativa)
e. Buah belimbing (Averhoa
carambola)
f. Buah jeruk (Citrus
sp.)
g. Buah mangga (Mangifera
indica)
h. Buah nanas (Ananas
comusus)
i. Buah kelapa (Cocos
nucifera)
j. Buah duku (Lansium
domesticum)
4.1.1.2
Biji (semen)
a. Biji kacang merah (Phaseolus
vulgaris)
b. Biji melinjo (Gnetum
gnemon)
c. Biji kelor (Moringa
citrifolia)
d. Biji jarak (Ricinus
communis)
e. Biji jagung (Zea
mays)
f. Biji kurma (Phoenix
dactylifera)
g. Biji mahoni (Swietenia
mahagoni)
4.1.2
Alat
Alat tulis menulis.
V.
HASIL PENGAMATAN
(Bisa dilihat dalam Lembar Kerja Mahasiswa halaman 80-91).
VI.
PEMBAHASAN
Pada
tumbuhan umumnya dibedakan dalam dua golongan yaitu buah semu atau buah
tertutup dan buah sungguh atau buah telanjang. Buah semu atau
buah tertutup adalah
jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga
itu, yang menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian,
dan dapat dimakan) sedangkan buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
Buah sungguh atau buah telanjang, yang selalu
terjadi dari
bakal buah, dan jika ada bagian bunga yang lainnya yang masih tinggal bagian
ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Bagian-bagian bunga yang
seringkali tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya
tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri dan merupakan bagian buah yang
penting yaitu daun-daun pelindung, daun-daun kelopak, tangkai kepala putik, dan
kepala putik.
Bagian-bagian bunga yang
seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu yaitu, tangkai
bunga, dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, dasar bunga pada bunga
tunggal, kelopak bunga, tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk.
Buah semu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu buah semu
tunggal, ganda, dan majemuk. Buah
semu tunggal yaitu buah semu yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah, pada buah
ini selain bakal buah ada beberapa bagian lain bunga yang ikut membentuk buah
misalnya tangkai bunga dan kelopak bunga. Buah semu
ganda yaitu jika pada satu bunga
terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian
masing-masing dapat tumbuh menjadi buah,
tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga yang ikut tumbuh. Buah semu majemuk adalah buah semu yang
terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu
buah, yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan
berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu
sama lain sehingga merupakan kulit buah semu.
Penggolongan buah sungguh (buah sejati) dibedakan dalam tiga golongan yaitu, buah sejati tunggal,ganda, dan majemuk. Buah sejati tunggal
adalah buah sejati yang
terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu
biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan
satu atau banyak ruangan. Buah sejati ganda
yaitu yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal
buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah.
Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang
masing-masing bunga mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi satu buah
tetap berkumpul sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja.
Pada praktikum buah (fructus)
melakukan pengamatan pada berbagai macam buah yaitu buah beringin (Ficus sp.), buah keluwih (Artocarpus communis), buah ciplukan (Physalis minima), buah padi (Oryza sativa), buah belimbing (Averhoa carambola), buah jeruk (Citrus sp.), buah mangga (Mangifera indica), buah nanas (Annanas comusus), buah kelapa (Cocos nucifera), buah duku (Lansium domesticum). Pengamatan pertama
dilakukan pada buah beringin (Ficus
sp.) termasuk buah semu majemuk yaitu buah semu yang terjadi dari bunga majemuk
tetapi dari luar seluruhnya tampak seperti satu buah saja, dengan tangkai bunga
yang tebal dan berdaging serta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya
berlekatan satu sama lain sehingga merupakan kulit buah semu. Buah ini adalah
buah semu majemuk yang terjadi dari dasar bunga bersama yang berbentuk seperti
periuk atau bulat dengan buah-buah yang sesungguhnya berada di bagian dalamnya.
Buah beringin hanya memiliki dua bagian yaitu dasar bunga dan bunga majemuk.
Posisi plasenta dan funikulus pada buah beringin berada di bagian tepi, buah
beringin termasuk buah yang beruang semu.
Selanjutnya pada buah keluwih (Artocarpus
communis) termasuk buah semu majemuk yaitu buah semu yang terjadi dari
bunga majemuk tetapi dari luar seluruhnya tampak seperti satu buah saja dan
tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada
ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah semu. Buah ini
adalah buah semu majemuk yang terjadi dari dasar bunga bersama yang berbentuk
bulat dengan buah-buah sesungguhnya yang berada di dalamnya. Buah keluwih
memiliki beberapa bagian yaitu tenda bunga bagian luar yang berduri dan
berwarna hijau, kulit biji yang berwarna coklat, biji, dan ibu tangkai bunga
yang berada di bagian dalam. Posisi plasenta berada di tengah, funikulusnya
tidak dapat diketahui karena tidak terlihat. Buah keluwih termasuk buah beruang
banyak.
Buah ciplukan (Physalis minima)
termasuk buah semu tunggal yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal buah, pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain yang ikut
membentuk buah yaitu kelopak bunga. Buah ciplukan termasuk buah semu karena
buah ciplukan terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagiannya. Bagian utama
pada buah ini lebih besar, lebih menarik perhatian, dan merupakan buah yang
bermanfaat dan dapat dimakan. Buah ciplukan memiliki beberapa bagian yaitu
tangkai bunga, kelopak bunga, di dalam biji saat dibelah terdapat kulit buah,
daging buah, dan biji. Selanjutnya pada buah padi (Oryza sativa) termasuk buah sejati tunggal kering, termasuk buah
sejati tunggal karena buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah padi memiliki dinding yang tipis, mengandung satu biji,
dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedangkan kulit biji berlekatan
dengan bijinya. Bagian luar buah padi keras dan mengayu seperti kulit yang
kering. Buah padi memiliki beberapa bagian yaitu tangkai buah, kulit buah,
kulit biji, dan biji. Letak plasenta pada buah padi berada di dasar buah
sedangkan funikulusnya tidak dapat diketahui karena tidak terlihat, buah padi
termasuk buah beruang satu.
Buah belimbing (Averhoa carambola)
termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah buni, yang disebut buah buni
adalah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan, yaitu lapisan luar yang
tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang
tebal, lunak, berair, dan dapat dimakan. Biji-bijinya terdapat bebas di dalam
bagian yang lunak. Buah buni dapat terjadi dari satu atau beberapa daun buah
dengan satu atau beberapa ruang. Buah belimbing memiliki beberapa bagian yaitu
biji, sekat, kulit biji, mesocarpium, tangkai buah, dan kulit buah. Posisi plasenta
pada buah belimbing berada di bagian tengah ketiak atau pertemuan antar sekat
sedangkan funikulusnya tidak dapat diketahui karena tidak terlihat, buah
belimbing termasuk buah beruang lima.
Buah mangga (Mangifera indica)
termausk buah sejati tunggal berdaging tipe buah batu (drupa), buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri dari tiga
lapisan yaitu kulit luar (exocarpium)
yang tipis menjangat dan biasanya licin mengkilat, kulit tengah (mesocarpium) yang tebal berdaging dan
dapat dimakan, kulit dalam (endocarpium)
tebal, keras dan berkayu. Lapisan ini sangat kuat dan sangat keras seperti
batu, karena adanya lapisan ini maka disebut buah batu. Buah mangga memiliki
beberapa bagian yaitu mesocarpium, endocarpium, biji, tangkai buah, dan kulit
buah. Posisi plasenta pada buah mangga berada di tepi dan funikulusnya berada
di tengah-tengah, buah mangga termasuk buah beruang satu.
Buah nanas (Annanas
comusus) termasuk buah sejati majemuk tipe buah
buni, yaitu jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk membentuk
suatu buah buni. Pada buah nanas pembentukan buah ikut pula mengambil bagian
daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunga, sehingga keseluruhannya terlihat
sebagai satu buah saja. Buah nanas memiliki beberapa bagian yaitu, mata tunas,
tenda bunga bagian luar, daun pelindung, ibu tangkai bunga, dan tenda bunga
dalam. Posisi plasenta dan funikulus pada buah nanas berada di tengah
ibu tangkai dan termasuk buah beruang banyak.
Buah jeruk (Citrus
sp.) termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah jeruk (hesperidium). Buah
ini dapat dianggap sebagai suatu variasi buah buni. Kulit buah mempunyai tiga
lapisan yaitu
kulit luar yang kaku menjangat
dan mengandung banyak kelenjar minyak astiri, yang mula-mula berwarna hijau tetapi saat buah masak warnanya akan berubah menjadi kuning
atau jingga,
lapisan ini disebut flavedo, lapisan tengah yang bersifat seperti spons dan
terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya berwarna putih, disebut
albedo. Lapisan dalam yang bersekat-sekat sehingga membentuk beberapa ruangan,
dalam ruangan-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung yang berair dan bijinya
terdapat bebas di antara gelembung-gelembung ini. Buah jeruk memiliki beberapa
bagian yaitu, tangakai buah (epicarpium),
biji, sekat, albedo, flavedo, dan bulir. Posisi plasenta dan funikulus berada di tengah dan
termasuk buah beruang banyak.
Buah kelapa (cocos nucifera) termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah
batu (drupa), buah ini mempunyai
kulit buah yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu kulit luar (exocarpium atau epicarpium) yang tipis menjangat, biasanya licin mengkilat, kulit
tengah (mesocarpium) yang tebal berdaging atau
berserabut, kalau berdaging seringkali dapat dimakan. Kulit dalam (endocarpium) yang cukup tebal, keras,
dan berkayu, lapisan
ini sangat kuat dan kadang-kadang keras seperti
batu. Karena adanya lapisan inilah buah ini disebut buah batu. Posisi
plasenta pada buah kelapa berada di
endocarpium
dan funikulusnya
menyelubungi endocarpium dan termasuk buah beruang satu. Buah kelapa memiliki beberapa
bagian yaitu tangkai buah, epicarpium, kelopak, endosperma, dan mesocarpium.
Buah duku (lansium domesticum) termasuk buah
sejati tunggal berdaging tipe buah buni,
yang disebut buah buni adalah buah yang pada bagian
dindingnya mempunyai dua lapisan, yaitu lapisan luar yang tipis agak menjangat
atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang agak tebal, lunak,
berair, dan dapat dimakan. Biji-bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak.
Buah buni dapat terjadi dari satu atau beberapa daun buah dengan satu atau
beberapa ruangan. Plasenta dan funikulusnya
pada buah duku berada di bagian
ketiak, buah ini termasuk buah beruang banyak. Buah duku memiliki beberapa
bagian yaitu epicarpium, mesocarpium, endocarpium, dan sekat-sekat.
Pada biji umumnya dapat
dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu, kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus),
dan inti biji atau isi biji. Kulit biji (spermodermis) berasal dari selaput bakal
biji (integumentum), oleh sebab itu
biasanya kulit biji terdiri atas dua lapisan yang pada umumnya dapat ditemukan
pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) yaitu, lapisan kulit luar (testa) yang mempunyai sifat yang
bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras
seperti batu atau kayu. Bagian ini merupakan bagian pelindung utama bagi bagian
biji yang dalam, bagian ini juga memperlihatkan warna dan gambaran yang
berbeda-beda. Lapisan kulit dalam (tegmen),
biasanya tips seperti selaput yang seringkali dinamakan kulit ari. Pada
pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam
daripada integumentumnya yaitu, bagian jaringan nuselus yang terluar. Pada
tumbuhan biji telanjang (gymnospermae)
biji memiliki tiga lapisan yaitu, kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda
berwarna hijau, kemudian kuning dan akhirnya menjadi merah. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat
dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium)
pada buah batu.
Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat
pada inti biji. Pada kulit luar biji masih ditemukan bagian-bagian lainnya,
seperti sayap (ala), tumbuhan
mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dengan begitu
biji tumbuhan dapat dipencarkan oleh angin. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa
rambut-rambut halus, bulu-buku ini mempunyai fungsi seperti sayap. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari
pertumbuhan tali pusar. Salut biji semu (arillodium),
seperti salut biji tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari
bagian sekitar liang bakal biji (micropyle).
Pusar biji (hilus), yaitu bagian
kulit luar biji yang merupakan bagian bekas perlekatan dengan tali pusar,
biasanya kelihatan kasar, dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian
kulit luar biji. Liang biji (micropyle),
ialah liang kecil bekas masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada
peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna
keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula), jika badan yang merupakan salut biji, maka disebut
salut biji semu (arillodium). Bekas
berkas pembuluh pengangkutan (chalaza),
yaitu tempat pertemuan integumen dengan nuselus. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada
biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang
mengangguk (anafropus).
Tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni,
jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari
tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal
sebagai pusar biji. Inti
biji (nucelus seminis) ialah semua
bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, inti biji juga dinamakan isi biji
yang terdiri atas, lembaga (embryo),
yang merupakan calon individu baru, putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan
kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makan sendiri.
Lembaga (embryo) akan tumbuuh menjadi tumbuhan baru, setelah memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan tiga
bagian utama yaitu, akar lembaga atau calon akar (radicula), daun lembaga
(cotyledo), dan batang lembaga (cauliculus). Putih
lembaga (albumen) adalah bagian biji, yang terdiri atas
suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap
biji mempunyai putih lembaga, seperti pada biji tumbuhan berbuah polong (leguminosae), cadangan makanan tidak
tersimpan pada putih tembaga melainkan dalam daun lembaga, oleh sebab itu daun
lembaga menjadi tebal. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbuhan
zat makanan cadangan dapat membedakan putih lembaga dalam, putih lembaga dalam
(endospermium), jika jaringan
penimbun makanan itu terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung
lembaga sekunder yang kemudian setekah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu
membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. Biji dengan bagian ini
hanya dapat ditemukan pada tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Putih lembaga luar (perisperpium), jika bagian ini berasal dari kandung lembaga entah
dari nuselus atau selaput bakal biji.
Kecambah (plantula) adalah
tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, kecambah telah memperlihatkan
bagian-bagian lembaga. Perkecambahan biji dibedakan dalam dua macam, yaitu
perkecambahan di atas tanah (epigaeis),
yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang di bawah daun
lembaga, daun lembaganya lalu terangkat ke atas lalu muncul di atas tanah.
Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis),
bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah.
Biji hanya akan berkecambah jika mendapat air, udara, cahaya, dan panas. Jika
hal tersebut tidak terpenuhi biji tinggal biji, tumbuhan baru yang ada di
dalamnya (lembaga), berada dalam keadaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup kadang-kadang sampai
bertahun-tahun tanpa kehilangan daya tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji
akan berkurang dengan tambahanya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan
waktu istirahat dulu, baru kemudian dapat berkecambah. Sebelum dicukupi waktu
istirahat yang diperlukan, biji tidak mau tumbuh walaupun ada air, udara,
cahaya, dan panas. Dalam dunia pertanian gejala itu dikenal dengan nama
dormansi (dormancy).
Pada praktikum tentang biji
(semen) melakukan pengamatan pada
beberapa biji yaitu biji kacang merah (Phaseolus
vulgaris), biji melinjo (Gnetum
gnemon), biji jarak (Ricinus communis),
biji jagung (Zea mays), biji kurma (Phoenix dactylifera), biji mahoni (Swietenia mahagoni), dan biji kelor (Moringa citrifolia). Pada pengamatan
pertama melakukan pengamatan pada biji kacang merah (Phaseolus vulgaris), memiliki beberapa
bagian yaitu pusar biji (hilus), dan
saat biji dibelah akan memperlihatkan beberapa bagian yaitu, kulit luar (testa), kulit dalam (tegmen) dan endosperma. Kulit luar (testa) memiliki sifat yang bermacam-macam
ada yang tipis, kaku, dan keras seperti kayu / batu, bagian ini merupakan
pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam. Kacang merah ini memiliki
bentuk yang lonjong, ukuran yang sedang, dan berwarna merah, permukaan halus
dan ciri khas dari biji ini yaitu dapat dikonsumsi dan warna yang mencolok.
Selanjutnya pada biji
melinjo (Gnetum
gnemon) pada biji melinjo memiliki bentuk
oval, berukuran sedang, berwarna-warni saat masih muda berwarna hijau, saat
setengah matang berwarna orange kekuningan, saat sudah matang atau tua akan
berubah warna menjadi merah. Permukaan biji halus, dan memiliki ciri khas
permukaan bijinya terdiri dari tiga lapisan. Biji melinjo memiliki beberapa
bagian yaitu sarcotesta bagian kulit yang berwarna-warni berada di bagian luar,
sclerotesta berwarna coklat berada di bagian tengah, dan endotesta bagian dalam
yang sering dimanfaatkan oleh manusia. Pada biji jarak (Ricinus communis)
pada biji jarak memiliki bentuk oval, berukuran sedang, saat biji masih muda
berwarna putih. Pada saat tua berubah menjadi hitam, permukaan biji jarak
bertekstur halus, dan ciri khas biji ini karena memiliki liang biji. Biji jarak
memiliki beberapa bagian yaitu, tulang biji, tegmen, liang biji, albumen,
embryo, endosperma, dan testa.
Pada Biji
jagung (Zea
mays) pada biji jagung memiliki bentuk
piramid, memiliki ukuran kecil, memiliki tiga warna yaitu putih, kekuningan,
dan orange, permukaan biji jagung bertekstur halus dan ciri khas biji ini
memiliki tiga warna yang berbeda sehingga mudah dikenali. Biji jagung memiliki
beberapa bagian yaitu embryo, putih lembaga, dan endosperma. Biji kurma (Phoenix dactylifera)
pada biji kurma memiliki bentuk lonjong, berukuran sedang, dan berwarna coklat,
struktur permukaannya yaitu kasar, ciri khas biji kurma adalah memiliki lipatan
di bagian dalam, tengah bijinya. Buah kurma memiliki beberapa bagian yaitu
lembaga, embryo, dan testa.
Biji
mahoni (Swietenia
mahagoni) pada biji mahoni memiliki bentuk
lonjong, berukuran sedang, berwarna putih kecoklatan, struktur dan permukaannya
sedikit kasar, biji mahoni memiliki sayap, ciri khas biji mahoni yaitu di
dalamnya terdapat endosperma. Biji mahoni memiliki beberapa bagian yaitu,
sayap, dan biji. Pada bagian biji memiliki beberapa bagian yaitu testa (kulit
bagian luar), tegmen (kulit bagian dalam) dan endosperma yang berwarna putih. Biji kelor (Moringa citrifolia)
pada biji kelor memiliki biji bulat dan kecil. Saat biji masih muda berwarna
hijau keputih-putihan. Saat sudah tua akan berubah menjadi hitam dan mengeras. Struktur
permukaan biji kelor yaitu halus, ciri khas biji kelor yaitu memiliki tiga
sayap. Biji kelor memiliki beberapa bagian yaitu syap yang berjumlah tiga,
biji, kulit biji, endosperma, dan lembaga.
VII. PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Buah pada tumbuhan umumnya
dibedakan menjadi dua golongan yaitu buah semu atau buah tertutup dan buah
sungguh atau buah telanjang. Secara umum ada bagian-bagian yang ikut tumbuh
pada buah yaitu daun-daun pelindung, daun-daun kelopak, tangkai kepala putik,
dan kepala putik. Ada juga bgian-bagian yang ikut tumbuh dalam buah semu yaitu
tangkai bunga, dasar buga bersama pada bunga majemuk, dasar bunga pada bunga
tunggal, kelopak bunga, dan tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk.
Buah semu dibedakan menjadi 3 yaitu buah semu tunggal, buah semu ganda, dan
buah semu majemuk. Buah sejati dibedakan menjadi 3 yaitu buah sejati tunggal,
buah sejati ganda, dan buah sejati majemuk.
Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan dapat diketahui bahwa buah beringin merupakan buah semu
majemuk, buah keluwih merupakan buah semu majemuk, buah ciplukan merupakan buah
semu tunggal, buah padi merupakan buah sejati tunggal kering, buah belimbing
merupakan buah sejati tunggal berdaging tipe buah buni, buah mangga merupakan
buah sejati tunggal berdaging tipe buah batu, nanas termasuk buah sejati
majemuk tipe buah buni, jeruk termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah
jeruk, buah kelapa termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah batu, buah
duku termasuk buah sejati tunggal berdaging tipe buah buni.
Bagian biji secara umum
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu kulit biji (spermodermis), tali pusar
(funiculus), dan inti biji atau isi biji (nucleus seminis). Berdasarkan
pengamatan biji kacang merah mempunyai ciri khas warnanya mencolok dan dapat
dimakan, pada biji melinjo memiliki keistimewaan karena mempunyai tiga lapisan
yaitu endotesta, sclerotesta, dan sarcotesta, biji jarak memiliki keistimewaan
karena terdapat liang biji, biji jagung memliki keistimewaan karena mempunyai 3
warna yang berbeda, biji kuma memiliki keistimewaan memiliki lipatan pada
bagian tengahnya, biji mahoni memiliki keistimewaan karena di dalamnya ada
endosperma, biji kelor memiliki keistimewaan karena mempunyai sayap yang
berjumlah 3.
7.2
Saran
- Diharapkan
sebelum praktikum dilakukan, praktikan harus sudah mempelajari apa yang akan
dipraktikumkan agar memperlancar jalannya praktikum
Gaada daftar pustakaaaanyaaaaa:'(
BalasHapusDaftar pustaka nya kak 😁😊
BalasHapusdafatr pustakanya
BalasHapusdaftar pustakanya apa kabar ???
BalasHapus